9 Agustus 2008, Desa Karang Bintang dilanda banjir. Kedalamannya lumayan. Cukup untuk membuat sepeda motor tak bisa melintas. Kalau pun terpaksa melintas, sepeda motor harus dituntun oleh beberapa orang dengan bantuan kayu yang diselipkan di roda depan dan roda belakang.
Esensi dari silaturahmi kami, Majelis Hahahihi, dengan para pelajar dan guru di SMAN 1 Mantewe hari ini tak jauh dari soal seni dan dunia literasi. Tak sekadar silaturahmi, kami juga menyumbangkan sejumlah buku untuk perpustakaan sekolah.
Lanjutkan membaca “Majelis Hahahihi Road Show ke SMAN 1 Mantewe”
Instagrammable! Itu adalah kesan sebagian besar wisatawan yang pernah berkunjung ke objek wisata Bukit Watu Tukul di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel.
Kesan tersebut memang cukup beralasan, sebab Bukit Watu Tukul menyajikan pemandangan indah yang belum pernah ditemui di objek wisata lain di Bumi Bersujud yang selama ini cenderung “miring ke pantai”.
Lanjutkan membaca “Menengok Objek Wisata Bukit Watu Tukul di Tanah Bumbu yang Instagrammable”
Esensi dari silaturahmi kami, Majelis Hahahihi, dengan para pelajar dan guru di SMAN 1 Mantewe hari ini tak jauh dari soal seni dan dunia literasi. Tak sekadar silaturahmi, kami juga menyumbangkan sejumlah buku untuk perpustakaan sekolah.
Lesehan Seni dan Sastra Edisi ke-10 Kegiatan Lesehan Seni dan Sastra edisi ke-10 yang digelar di Hutan Kota Kapet, Kecamatan Simpang Empat, Tanah Bumbu, menjadi momen perpisahan kami dengan Bu Seraffin Sinar, salah satu tokoh yang sudah bergabung sejak lesehan edisi kedua pada Agustus 2016 silam.
Lanjutkan membaca “Lesehan Seni dan Sastra ke-10, Momen Perpisahan dengan Bu Sinar”
Denny Sakrie berupaya menyelamatkan sejarah musik Indonesia dengan menulis buku berjudul “100 Tahun Musik Indonesia”. Kalau ia tidak menulis, masyarakat Indonesia tak akan pernah tahu kalau di negeri ini ada banyak sekali musisi yang kualitasnya tidak kalah dengan musisi-musisi legend di Barat sono.
Salah satu cita-cita besar saya dalam dunia musik ada tiga. Pertama bisa menyanyikan lagu-lagu Iwan Fals di atas panggung, kemudian membuat band tribute The Beatles, dan membentuk kelompok musik perpaduan antara musik tradisional dan musik modern seperti Kiai Kanjeng, kelompok musik yang tentu saja tak bisa dipisahkan dari nama besar Emha Ainun Nadjib.
Lanjutkan membaca “Sangpeng Borneo Ethnica, Sang Penghibur dari Tanah Borneo”
Saya sudah lupa kapan terakhir kali beliau “pulang” ke Kabupaten Tanah Bumbu. Sengaja kata pulang saya beri tanda petik karena rumah beliau memang tidak hanya di Tanah Bumbu saja, tetapi juga ada di Martapura, bahkan konon beliau juga punya sebuah apartemen di bundaran HI. Seingat saya, dua tahun lalu beliau pernah mampir sebentar di Batulicin dan saat itu kami sempat ngopi bareng di suatu tempat yang sangat rahasia. Lanjutkan membaca “Menunggu Mukhtar Wahid Pulang ke Tanah Bumbu”
Kenapa harus “Ngaji Jurnalistik?” Kenapa, kok, tidak ngaji alif, ba, ta, saja? Atau kenapa tidak mengkaji sastra saja, seperti belajar bikin puisi atau membuat cerita pendek saja?
Ikatan Keroncong Jabul bukan komunitas, bukan organisasi massa, bukan partai dan bukan majelis permusyawaratan rakyat jelata. Kelompok ini tidak terikat dengan AD/ART. Dan anggotanya boleh keluar masuk sesukanya. Ia juga tidak terkait dengan ISIS atau Al Qaeda. Orang-orang yang ada di dalamnya bukan pengusaha besar yang hobi mengintervensi hukum, juga bukan PNS yang hobi main proyek, apalagi mainan burung.
Tak Semua Hal Harus Masuk Akal 