Kau Masih Punya Ibu?


Kau masih punya ibu?

Kalau iya, engkau beruntung. Kau masih bisa mencium tangannya. Kau masih bisa mencium kakinya. Kau masih bisa mengusap air matanya.

Kau masih punya waktu untuk meminta maaf atas semua kesalahanmu pada ibumu. Masih banyak kesempatan untuk mendoakan agar ia sehat dan bisa melihat kesuksesanmu, bahkan bisa melihat anak-anakmu yang lucu.

Kau masih punya tempat berkeluh kesah. Kau bisa menceritakan seluruh masalahmu; masalah di hidupmu, masalah di lingkungan pekerjaanmu, dan kekhawatiran-kekhawatiran yang kau temui di setiap langkahmu. Kau bisa menceritakannya. Dan ia akan mendengarkannya sambil mengelus-elus pundakmu.

Kalau ia sedang sedih, kau bisa menghiburnya. Kau bisa mengusap air matanya. Kau bisa memijat tubuhnya yang lelah. Kau bisa mengambilkan segelas air putih ketika ia kehausan. Kau masih bisa membuatkan makanan kalau ia sedang kelaparan. Kalau kau punya uang lebih, bukankah kau bisa membelikan makanan enak kepadanya?

Kalau ia tinggal berjauhan darimu, sesekali kau bisa menjenguknya, sekadar memberi kabar bahwa kau baik-baik saja. Itu akan membuatnya bahagia. Kabar itu juga akan menentramkan hatinya yang khawatir.

Dalam tahajudnya, aku pernah mendengar ibuku mendoakanku, mendoakan kebaikan-kebaikan untukku. Ia berdoa untuk siapa saja yang menyayanginya. Dan seingatku, aku tak pernah melakukan hal yang sama untuknya.

Seperti udara kasih yang engkau berikan. Tak mampu ku membalas, Ibu…

pjm, 22 des 2018

Tinggalkan komentar